06/06/17

Kalung Kerajinan Dari Kerang

Kalung merupakan aksesoris bagi kaum adam dan hawa yang sangat umum digunakan dan kita jumpai. Berbagai jenis kalung saat ini sudah banyak jenisnya, dan juga sangat beragam motif dan bentuknya. Bahan-bahan untuk membuat kalung sampai saat ini pun juga mengalami perkembangan. Kita sebut saja salah satunya adalah kerang .

Kerajinan dari kerang yang satu ini sangatlah mudah cara membuatnya dan akan menghasilkan sebuah karya yang unik dan menarik.

Buat menunjang penampilan agar penampilan kita tidak terlalu polos, biasanya kita menggunakan aksesoris pelengkap yang disesuaikan dengan warna yang senada dengan warna baju yang dikenakan.

Tapi, akan cukup banyak aksesoris yang dibeli jika setiap hari berganti-ganti. Nah, untuk menyiasatinya, bagaimana jika kita mencoba membuat sendiri aksesoris favorit kita. Yang bahan utamanya adalah kerang laut.

Alat dan Bahan:
1. Tali berwarna
2. Kulit kerang sebagai liontin, bisa juga menggunakan liontin lain sesuai dengan selera
3. Gunting

 Cara membuat:
1. Gunting tali seukuran panjang kalung yang ingin dipakai, lebihkan 10 cm untuk membuat motif anyamannya.
2. Buat beberapa motif anyaman di sepanjang tali.
3. Masukan kulit kerang sebagai liontin yang memiliki sedikit berat untuk menarik tali agar membentuk kalung.
4. Ikatkan ujung-ujung tali.
5. Kalung handmade siap dipakai.




















Kalung Kerajinan Dari Kerang





sumber http://www.larizo.com/kalung-kerajinan-dari-kerang/

Potensi dan Analisa Bisnis Kerajinan Bambu

 bisnis kerajinan bambu Potensi dan Analisa Bisnis Kerajinan Bambu.
Melimpahnya persediaan pohon bambu di Indonesia ternyata bisa dijadikan sebagai peluang usaha baru yang cukup menjanjikan. Jika selama ini masyarakat luas hanya memanfaatkan batang bambu sebagai bahan bangunan rumah, kini bambu bisa disulap menjadi aneka kerajinan cantik dengan nilai ekonomi yang cukup tinggi.

Misalnya saja seperti aneka peralatan rumah tangga dari mulai alat makan, tambir, tempat tisu, tempat buah, lampu hias, pigura, serta beberapa hiasan ruangan lainnya. Meskipun awalnya kerajinan bambu hanya diminati masyarakat di daerah pelosok, namun seiring dengan maraknya isu global warming di lingkungan masyarakat dunia, kini banyak orang yang tertarik menggunakan produk-produk ramah lingkungan untuk kehidupan sehari-hari mereka.

Sehingga tidak heran bila permintaan pasar kerajinan bambu kini semakin melonjak bahkan tidak hanya menjangkau kota-kota besar saja, tetapi juga sampai tembus pasar mancanegara. Peluang Usaha Konsumen Target pasar yang bisa Anda bidik antara lain konsumen rumah tangga yang biasanya didominasi oleh kaum ibu-ibu yang mencari peralatan dan perlengkapan rumah, masyarakat umum yang tertarik dengan hiasan unik dari bambu (seperti pigura, miniatur rumah bambu,  dll), serta hotel, restoran atau cafe-cafe yang membutuhkan furnitur serba bambu untuk mempercantik penampilan tempat usahanya.

Gambaran Bisnis Kerajinan Bambu

Saat ini para pengrajin bambu tidak hanya memproduksi aneka kerajinan untuk penghias ruangan saja, mereka mulai menciptakan inovasi baru kerajinan bambu yang lebih fungsional. Sebut saja kelompok usaha kerajinan Gapura Agung di Blitar, Jawa Timur yang mulai menciptakan satu set alat makan dari bambu (terdiri dari nampan bambu, gelas bambu, serta mangkok dan sendok dari tempurung kelapa). Selain itu ada juga Jatnika dari Cibinong, Bogor yang telah sukses melanglang buana berkat saung dan rumah bambu ciptaannya, bahkan sekarang ini Jatnika telah kebanjiran pesanan dari luar negeri, seperti dari Malaysia, Jeddah, serta Arab Saudi. Sangat menjanjikan bukan?
Bagi Anda yang tertarik menekuni bisnis kerajinan bambu, berikut ini kami informasikan cara sederhana yang bisa Anda praktekan langsung
untuk membuat kerajinan bambu berupa lampu hias.

Cara Membuat Bisnis Kerajinan Bambu

– Bambu berdiameter 10 cm
– Lampu 5 watt
– Kabel secukupnya
– Cat atau pelitur
– Cat poxy clear
– Semen
– Amplas.
Cara membuat :
  1. Pertama-tama pilihlah bambu yang cukup kering, dengan diameter sekitar 10 cm. Kemudian potong bambu tersebut dengan panjang kurang lebih 1,5 meter.
  2. Untuk menghaluskan permukaan bambu, amplas seluruh permukaannya dan tambahkan cat atau plitur agar permukaan bambu tersebut menjadi halus dan mengkilap. Tunggu sampai cairan plitur atau cat benar-benar kering.
  3. Langkah ketiga yaitu memilih salah satu ruas yang akan dijadikan dudukan lampu hias, pastikan ruas dudukan tetap utuh sedangkan ruas lainnya digergaji sebagian.
  4. Bila ruas atas bambu sudah digergaji, maka lakukan pengamplasan agar terlihat rapi dan bersih dari serbuk bambu.
  5. Tambahkan lubang di bagian tengah bambu untuk kabel.
  6. Untuk membuat dudukan, gunakan semen dan dicetak menggunakan ember kecil dengan ketebalan semen antara 7-10 cm.
  7. Untuk menambah kecantikan lampu hias, anda bisa menambahkan ukiran-ukiran pada bambu.  Setelah semuanya jadi, lakukan pengecatan
    ulang menggunakan cat poxy clear agar bambu semakin mengkilap.
  8.  Terakhir, lengkapi dengan kabel dan lampu. Kerajinan lampu hias dari bambu siap dipasarkan.

Kelebihan Bisnis Kerajinan Bambu

Disamping permintaan pasarnya yang masih terbuka lebar, menjalankan peluang bisnis kerajinan bambu terbilang sangat menguntungkan bagi para pelakunya. Melimpahnya potensi bambu di alam Indonesia secara tidak langsung memberikan keuntungan besar bagi para pengrajin, sebab harga jual bambu di pasaran masih sangat rendah, bahkan saat ini sebagian pengrajin ada yang sudah membudidayakan bambu di pekarangan rumahnya. Sehingga bisa dipastikan modal usaha yang dibutuhkan juga bisa ditekan.

Keuntungan yang kedua, memproduksi aneka bisnis kerajinan bambu termasuk salah satu peluang bisnis yang ramah lingkungan. Limbah bambu yang dibuang tidak berdampak buruk pada lingkungan sekitar sehingga tidak memicu adanya global warming. Hal ini tentu memberikan keuntungan tersendiri bagi para pengrajin, sebab maraknya himbauan anti global warming di lingkungan masyarakat dunia secara tidak langsung berpengaruh terhadap minat para konsumen. Kini mereka lebih tertarik menggunakan produk-produk yang tentunya ramah lingkungan dan memanfaatkan potensi alam.

Kekurangan Bisnis Kerajinan Bambu

Kendala bisnis kerajinan bambu yang sampai saat ini masih dihadapi para pengrajin bambu yaitu sulitnya mendapatkan bambu yang kualitasnya benarbenar bagus, baik dari segi ukuran maupun dari jenis bambu yang dibutuhkan. Selain itu, para pengrajin juga masih kesulitan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau serangan rayap yang bisa merusak produk kerajinan bambu (biasanya hama dan penyakit tersebut menyerang bambu yang usianya sudah cukup lama).

Karena itulah, dibutuhkan kerajasama dengan pemasok bambu agar persediaan bahan baku Anda bisa selalu terjaga. Sedangkan untuk mencegah hama dan penyakit pada kerajinan bambu, Anda bisa mencantumkan cara perawatan dan pemeliharaannya pada setiap produk kerajinan yang Anda jual. Jadi, konsumen tidak perlu ragu lagi untuk membeli produkproduk yang Anda tawarkan.

Pemasaran Bisnis Kerajinan Bambu

Untuk memasarkan produk bisnis kerajinan bambu, Anda bisa memanfaatkan teknologi internet guna menjangkau peluang pasar yang lebih luas. Melalui blog, website, atau situs jejaring sosial, Anda bisa menginformasikan produkproduk buatan Anda kepada masyarakat luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Melalui jaringan internet, kini Anda tidak perlu mengkhawatirkan lagi batas pemasaran produk Anda. Masalah jarak dan waktu bisa terbantu dengan adanya pemasaran secara online yang semakin memudahkan Anda untuk menjangkau konsumen selama 24 jam non-stop di berbagai belahan benua Strategi pemasaran lainnya yang bisa Anda jalankan yaitu menciptakan diferensiasi produk untuk memenangkan persaingan pasar.

Strategi ini bisa Anda lakukan dengan cara meningkatkan kualitas produk Anda atau menciptakan inovasi desain produk yang belum pernah ada sebelumnya. Dengan begitu, produk Anda memiliki nilai tambah yang tidak dimiliki para kompetitor Anda, sehingga pintu peluang untuk memenangkan persaingan pasar semakin terbuka lebar.

Kunci sukses Bisnis Kerajinan Bambu

Adanya kreativitas dan inovasi dalam menciptakan sebuah karya menjadi kunci kesuksesan bagi Anda untuk menjalankan usaha kerajinan bambu. Semakin kreatif ide yang Anda ciptakan dan semakin inovatif produk yang Anda hasilkan akan memperbesar peluang bagi bisnis Anda untuk menuju pintu kesuksesan. Jadi, hindari pembuatan produk yang monoton (itu-itu saja) dan kembangkan ide segar Anda untuk mendatangkan omset yang lebih besar.



sumber http://gresik.co/ilmu-bisnis/potensi-dan-analisa-bisnis-kerajinan-bambu

Kreasi Plat Besi, Ceruk Bisnis yang Menguntungkan

\Kreasi Plat Besi, Ceruk Bisnis yang Menguntungkan\
 JAKARTA - Ide, inovasi dan kreasi bagi masyarakat Indonesia sepertinya tidak pernah habis. Selalu saja muncul produk dengan kreasi yang baru dan unik menghiasi industri kerajinan tangan khususnya di level usaha kecil dan menengah (UKM). Siapa sangka ternyata plat besi bisa dikreasikan menjadi pajangan untuk mempercantik rumah.
Lama berkecimpung di bisnis kerajinan dekorasi interior selama delapan tahun, tak membuat Mulyadi kehabisan ide untuk memunculkan produk baru. Sekira tiga tahun yang lalu, pemilik toko Exclusive Desain ini, menemukan ide tersebut dari salah satu temannya di Bali yang iseng membuat hiasan dari plat besi.


Melihat potensi dari produk tersebut, tanpa pikir panjang Mulyadi langsung menjaga temannya tersebut untuk memproduksi lebih banyak sebagai produk tambahan di Tokonya yang berlokasi di salah satu mal di Jakarta.

"Orang Bali itu memang banyak sekali ide-ide yang menarik. Saya lihat bagus, kita coba untuk dikembangkan," kisah Mulyadi kepada Okezone beberapa waktu yang lalu di Jakarta.
Seiring berjalannya waktu, kreasi-kreasi dari produk berbahan dasar plat besi itu bermunculan. Mulai dari hiasan dinding berbentuk hewan, daun pepohonan, bunga, hiasan cermin dan masih banyak lagi. Produk-produknya juga tersedia dengan beragam warna yang semakin mempercantik hiasan tersebut.

Namun, Mulyadi mengatakan, hiasan plat besi tersebut harus ditempatkan di dalam rumah. Selain menjaga agar tidak terkena air yang menyebabkan munculnya karat, tapi juga produk tersebut akan semakin cantik jika terkena pantulan cahaya dari lampu.

Produknya tersebut dibanderol mulai dari Rp500 ribu hingga seharga Rp6,5 juta. tergantung dari tingkat kesulitan produk tersebut.

"Paling mahal itu hiasan dinding berukuran 120 cm per segi. Selain ukuran, tingkat kerumitan pembuatannya juga menentukan," imbuhnya.

Selain dijual di tokonya, Mulyadi juga rajin memperkenalkan produk unik tersebut dengan mengikuti beragam pameran yang biasanya diselenggarakan di pusat keramaian. Dalam satu kali pameran, dirinya mengaku bisa meraup omzet hingga Rp100 juta lebih. Namun sayangnya dirinya enggan mengungkapkan berapa omzet keseluruhan serta profit yang didapat.

"Kalau omzet ke seluruh saya kurang hafal. Tapi kalau ikut pameran, produk saya yang plat besi ini memang lebih laris dibanding produk saya yang lainnya," ujar sambil tersenyum.

Kedepan, dirinya mengaku tetap akan memperkenalkan produk tersebut hanya dengan melalui pameran-pameran produk kreatif yang diikutinya. Dirinya juga sangat ingin merambah pasar ekspor. Namun untuk ekspor Mulyadi mengaku masih akan menyempurnakan produk uniknya itu.

"Mungkin harus dibuat lebih simple. Selama inikan produk-produknya masih terbilang besar, jadi sedikit sulit untuk dibawa. Maunya saya sih ingin dibikin simple, jadi mungkin bisa dipecah kemudian bisa dipasang sendiri gitu, seperti puzzle. Kalau bisa dibikin knock down, biar gampang dibawanya," pungkasnya.




sumber http://economy.okezone.com/read/2015/04/15/320/1134547/kreasi-plat-besi-ceruk-bisnis-yang-menguntungkan

8 Ide Kerajinan Daur Ulang Kaleng Bekas Susu

kerajinan daur ulang kaleng bekas
Di negeri kita ini, mudah sekali kita menemukan berbagai produk olahan susu. Dari berbagai olahan susu yang mungkin paling banyak di konsumsi dalam berbagai bentuk selain minuman susu itu sendiri adalah susu kental manis (SKM).

SKM biasa di gunakan sebagai penghias dari makanan seperti roti hingga jus, karena itu berbagai merk besar pemain susu juga mengeluarkan produk olahan, baik SKM maupun susu bubuk dalam berbagai merk. Kemasan yang biasa di gunakan adalah kemasan kaleng, boleh dibilang SKM identik dengan kemasan kaleng. Meski susu bubuk juga memiliki kemasan kaleng, yang tentunya dalam ukuran yang lebih besar.

Pada ulasan kali ini kita akan mencoba untuk membedah kerajinan daur ulang kaleng bekas susu yang pasti bisa mudah kita temukan di berbagai belahan Indonesia. Jika mungkin kita biasanya hanya membuang kaleng susu yang sudah tidak terpakai, maka alangkah bijak jika kita mulai bergerak untuk memanfaatkan benda yang bisa dianggap limbah rumah tangga tersebut menjadi berbagai kerajinan dari kaleng bekas yang ramah lingkungan. Demikian kita bisa turut serta dalam gerakan go green dan juga menciptakan hal yang berguna dan malah bisa menghasilkan uang.
 
Berbagai kerajinan daur ulang kaleng bekas susu berikut adalah di pilih dengan kecocokan dan kemudahan membuat di sekitar kita. Mari kita lihat seperti apa saja jenis kerajinan dari kaleng bekas yang menarik dan dapat di gunakan dalam kehidupan sehari hari ini.

Tempat menaruh minuman di taman


Sore hari akan terasa menyenangkan jika kita dapat bersantai di halaman rumah, di lengkapi makanan kecil, kursi malas dan kreasi kaleng bekas susu yang di manfaatkan menjadi tempat menaruh minuman di taman ini bukan?

Tempat pensil unik


Tempat pensil dan utilitas untuk menulis ini akan semakin terlihat unik ketika terbuat dari daur ulang kaleng bekas di bungkus kertas kado yang lucu.

Lilin kaleng


Kreasi lilin memang tiada habisnya, di padukan dengan kaleng bekas ini semakin menjadikan lilin ini terlihat cantik, seperti lilin Bali yang kini semakin menjadi andalan ekspor pulau dewata.

Taman pot gantung


Tanaman berbunga kecil seperti jenis baby breath ini akan semakin terlihat cantik di dalam taman pot gantung yang memanfaatkan kaleng bekas sebagai potnya.

Tempat lilin gantung



Ketika anda ingin merasakan suasana temaram yang romantis, anda bisa memanfaatkan kaleng bekas susu yang berukuran cukup besar. Dengan memadukan tali, kaleng bekas susu dan lilin, anda akan dapat merasakan sensasi rumah yang berbeda dari biasanya.

Lentera taman

Kaleng bekas dalam berbagai ukuran juga dapat di gunakan menjadi lentera cantik yang dapat anda pasang di taman anda, untuk menambah istimewa pesta taman misalnya.

Organiser pernak pernik


Jika tadi kaleng bekas telah di manfatkan menjadi tempat pensil, maka kali ini menjadi organiser yang diletakkan di dinding untuk mengatur pernak pernik dengan rapi.

Tempat pita

 
Jika biasanya kita menaruh pita dalam perangkat menjahit dan akan susah untuk menggulungnya kembali, maka tempat pita dengan lubang yang dilapisi rivet ini akan dapat mempermudah hidup anda ketika berurusan dengan gulungan pita.
Cantik cantik bukan? Mungkin kini kita harus berpikir dua kali untuk segera membuang kaleng bekas susu, karena ternyata ada banyak ide kerajinan daur ulang kaleng bekas yang dapat kita buat di rumah. Selain kerajinan daur ulang yang memanfaatkan kaleng bekas susu, simak juga kerajinan dari kaleng bekas yang lain menjadi miniatur Vespa dan replika hewan.




sumber http://www.kerajinan.id/1831/8-ide-kerajinan-daur-ulang-kaleng-bekas-susu.html

Pemanfaatan Limbah Kaca Menjadi Produk Berharga

Memanfaatkan limbah kaca, Surya Citra Mozzaic memproduksi berbagai macam produk kerajinan daur ulang yang menggunakan limbah kaca. Usaha kerajinan limbah kaca ini dirintis oleh Suyanto (50) bersama dengan sang istri Praptina sejak 4 tahun yang lalu.
Mulanya Suyanto adalah seorang karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan eksport import. Ia bekerja di perusahaan tersebut selama 17 tahun hingga akhirnya perusahaan tempat Ia bekerja mengalami kemunduran. Disana Ia mendapatkan banyak ilmu pengetahuan serta pengalaman sehingga setelah mengundurkan diri dari tempat kerjanya Ia memutuskan untuk berwirausaha.
Suyanto bersama sang istri mulai merintis bisnis kerajinan limbah kaca tersebut pada pertengahan tahun 2010, tepatnya di Daerah Semoyan, Bantul. “Meskipun hanya dengan pengalaman yang sebentar saja saat ikut serta membuat produk sejenis yang dipesan oleh pembeli dari Jepang, namun kami memperoleh inspirasi yang kuat dan makin yakin untuk memutuskan memulai bisnis kerajinan mozzaic kaca sendiri,” ujarnya.

Hanya dengan modal yang relatif kecil, Suyanto dan istri memberanikan diri untuk membuka usaha pembuatan kerajinan mozzaic kaca dengan brand Surya Citra Mozzaic. Tak perlu waktu lama bagi Suyanto untuk memperkenalkan kerajinan mozzaic tersebut. Dari yang awalnya Ia hanya memproduksi kerajinan mozzaic dari limbah kaca, kini Suyanto beserta istrinya mulai membuat mozzaic kayu dan juga mozzaic kulit telur.

Ditanya mengenai alasannya memilih usaha kerajinan limbah kaca ini, Suyanto mengaku selama ini pelaku bisnis keraijinan mozzaic ini dinilai masih cukup sedikit sedangkan pasarnya masih sangat terbuka lebar. Meskipun produk kerajinan ini tidak dapat diproduksi dalam waktu singkat, namun pangsa pasar untuk produk kerajinan Surya Citra Mozzaic ini sudah menjangkau berbagai daerah seperti Yogyakarta, Jakarta, Banten, hingga Aceh.

Usaha yang dilakukan Suyanto untuk memperluas pangsa pasarnya adalah dengan cara sering mengikuti pameran-pameran kerajinan diantaranya Pekan Raya Jakarta, pameran UKM di JEC, Epicentrum dan Kementerian Perindustrian. “Pembeda produk kerajinan yang dihasilkan Surya Citra Mozzaic dengan pengusaha lainnya bisa dilihat dari karakter produk, motif produk dan cara pembuatannya,” ungkap pengusaha kerajinan tersebut.

Kerajinan Limbah Kaca Semakin Beragam

PEMANFAATAN LIMBAH KACA JADI PRODUK BERHARGA

Sampai saat ini jenis produk yang telah diproduksi Surya Citra Mozzaic diantaranya cermin, figura, tempat tisu lipat, tissue box, vas bunga, guci, kaligrafi, tempat aroma terapi, tempat sabun cair, tempat aroma terapi dan masih banyak lagi lainnya. Jika pelanggan menginginkan motif dan bentuk yang berbeda, mereka juga bisa membuatnya sesuai pesanan. Namun usaha ini sepenuhnya merupakan sebuah kerajinan tangan atau handmade sehingga tidaklah mungkin pesanan dalam jumlah yang sangat besar. Demikian juga dengan corak mozzaic yang dihasilkan tentunya tidak bisa sama persis.

Produk kerajinan yang dihasilkan oleh Suyanto ini memiliki nilai seni yang cukup tinggi. Meskipun demikian, harga jual yang dipatok untuk setiap produknya masih relatif terjangkau. Misalnya saja tempat tisu lipat dijual dengan harga Rp 50 ribu, cermin Rp 200-500 ribu, guci dan vas bunga Rp 60-700 ribu, tisu box Rp 110 ribu, figura Rp 70-350 ribu, tempat aroma terapi Rp 125 ribu, gapura pengantin dijual dengan harga Rp 6 juta hingga Rp 10 juta rupiah.
Dalam menjalankan usahanya, kendala yang dialami Suyanto adalah kurangnya sumber daya manusia (SDM) sedangkan kapasitas produksi cukup banyak. “Kami juga terkendala dalam mempromosikan produk serta dalam menyusun bisnis plan sehingga usaha kami bisa menghasilkan keuntungan yang lebih memuaskan lagi,” jelasnya.

Sejak beberapa waktu yang lalu, Suyanto sudah mulai merambah pola pemasaran online dan juga aktif membangun jaringan komunitas. Bagi pelanggan yang membeli produk atau memesan produk dari Sury Citra Mozzaic secara online, mereka harus membayar uang muka sebesar 30-50% terlebih dahulu dan sisanya dapat dibayar saat mereka mengambil barang. Seluruh desain produk yang mereka hasilkan selama ini masih dikejakan sendiri oleh Suyanto dan istrinya yaitu Praptina. Untuk lebih mengenalkan produknya kepada masyarakat luas, Suyanto juga membuka showroom di XT Square Yogyakarta tepatnya di gedung Markayam.

Mozzaic limbah kaca Bahan baku yang digunakan untuk membuat kerajinan mozzaic tersebut antara lain limbah kaca, triplek, kaca, gerabah, lem kaca, cat kaca, semen putih, plitur, cat tembok, reng kayu serta ukiran dari batu sebagai wadah untuk aroma terapi. Agar mendapatkan cita rasa seni yang tinggi melalui hasil karyanya sendiri dan bukan mesin, maka peralatan yang digunakan untuk membuat kerajinan ini cukup sederhana. Peralatan yang dibutuhkan diantaranya adalah gergaji, pemotong kaca, gergaji siku, bor listrik, sender (alat amplas), gunting dan juga cutter.

Suyanto mengaku motivasi terbesar yang mendorongnya menjalankan usaha kerajinan mozzaic ini karena melihat banyaknya limbah dilingkungan sekitar yang tidak terkelola dengan baik. “Limbah atau sampah yang tidak dikelola dengan baik pastinya nanti akan menimbulkan masalah yang sangat besar dan berdampak pula bagi kehidupan manusia. Dalam hal ini terutama limbah kayu dan juga limbah kaca, alasan itulah yang memotivasi saya untuk membuat kerajinan dari limbah-limbah tersebut,” jelas Suyanto.

Kedepannya, Suyanto beserta istri berharap agar usahanya Surya Citra Mozzaic bisa maju dan dapat membuka lapangan pekerjaan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keluarga. “Kami juga mengharapkan agar usaha ini mendapatkan support dari pemerintah sehingga masyarakat akan lebih suka menggunakan produk-produk local,” ujarnya mengakhiri pertemuan kami.





sumber http://bisnisukm.com/pemanfaatan-limbah-kaca-menjadi-produk-berharga.html

Kerajinan Pasir Berbuah Rupiah

 
Tak banyak masyarakat Indonesia yang tahu Kepulauan Simeulue. Tsunami dahsyat yang menerjang provinsi Aceh 2004, lantas menguak kisah masyarakat Simeulue yang terhindar dari bencana alam tersebut yang konon katanya, masyarakat setempat sudah terlatih cara menghadapi tsunami berdasarkan petuah turun temurun dari nenek moyang mereka. Kepulauan Simelue yang dikenal sebagai penghasil lobster kualitas ekspor ini bisa dicapai dengan menumpang kapal feri dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.

Potensi alam dan wisata di kepulauan ini sendiri tak kalah dengan Pulau Weh, Sabang, Aceh yang sudah kesohor. Itu sebabnya, wisatawan lokal dan mancanegara pun banyak pula yang berkunjung ke Simelue. Ummi Kulsum, gadis kelahiran Simeulue yang menjadi finalis Wira Usaha Muda Mandiri Tingkat wilayah I Sumut-Aceh untuk kategori bidang kreatifitas ini rupanya cukup jeli membaca peluang usaha dari ramainya kunjungan wisatawan ke daerahnya.

Berbekal hobi membuat aneka kerajinan tangan, di tangan gadis cantik ini pasir yang terhampar di sepanjang pantai Simeulue menjadi souvenir unik khas Simeuleu yang banyak diminati wisatawan lokal maupun mancanegara.

Bahkan produk kerajinannya sudah dikirim ke berbagai kota di tanah air. Kaleng dan kardus bekas, patahan ranting bahkan daun kering pun bisa jadi barang bernilai ekonomis di tangan alumnus Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala ini.

Kondisi geografis Kepulauan Simeulue yang cukup terpencil tak membuat kreatifitas Ummi terhambat. Bayangkan saja, untuk mencapai pulau ini dulu harus mengarungi samudera selama 7-8 jam dari daratan Aceh ke Sinabang maupun sebaliknya. Syukur saja baru-baru ini, seperti dilansir dari situs berita Serambi Indonesia, terhitung 26 Maret 2016 lalu waktu tempuh ke kepulauan Simeulue bisa 3,5 jam dengan mulai beroperasinya layanan kapal cepat.

Sebagai alumnus perguruan tinggi, Ummi awalnya masih dihinggapi penyakit gengsi. Gengsi mengumpul dan memilah-milah barang-barang bekas. Apalagi kedua orangtuanya yang cara berpikirnya masih kental dengan kultur orang Indonesia kebanyakan yaitu menganggap Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah jenjang karir paling keren dan terbaik bagi anak-anaknya. Namun Ummi pun membuktikan bahwa dengan kesungguhan menekuni bisnis kerajinan sejak 2012 lalu ia pun bisa menghasilkan rupiah. Bermodal Rp 3 juta saat memulai usaha, kini omzet Ummi bisa mencapai Rp 10 juta sampai Rp 17 juta per bulan. Omzet itu bisa naik dua kali lipat saat menjelang Lebaran maupun saat mengikuti pameran.

Meski omzetnya belum terlalu besar, Ummi Kalsum menyimpan mimpi besar. Ummi menargetkan pasarnya bisa semakin luas dan bisa buka toko galeri di daerah lain.

Fokus di usaha ini jadi langkahnya untuk bisa sukses, bahkan ia berencana lebih memanfaatkan bahan pasir untuk dibuat beragam kerajinan lain seperti menerapkan ukiran pasir di produksi mebel. Ia optimis dengan ketekunan dan kemauan untuk selalu mengasah ide kreatif akan membuat usahanya makin berkibar ke depannya.


sumber http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2016/05/15/233907/kerajinan-pasir-berbuah-rupiah/#.WTa7Y9yZHDc

Tangan Kreatif Gusman, Mampu Mengubah Pasir Menjadi Karya Seni



Saat mengunjungi suatu pantai, selain dapat menikmati pemandangan pantai yang indah, kita juga akan disuguhi pemandangan putihnya hamparan pasir. Namun tidak banyak yang tahu, jika dari pasir pantai tersebut dapat menghasilkan sebuah karya seni yang unik dan tentunya menghasilkan Rupiah yang cukup lumayan.
Di tangan kreatif Gusman Adi Putranto (33) pasir- pasir pantai tersebut diubah menjadi sebuah karya lukisan yang indah dan juga kerajinan pasir. Pada tahun 2005 Gusman memulai usaha kerajinan dengan membuat lukisan pasir dalam kaca. 
Namun minimnya peminat terhadap lukisan pasir dalam kacanya karena harganya yang cukup mahal berkisar satu sampai tiga juta Rupiah. Akhirnya Gusman beralih ke kerajinan handicraf pasir agar perputaran uang cepat seperti celengan, jam dinding, pigura, gantungan kunci dan lukisan pasir biasa serta lukisan pasir dalam botol yang menjadi produk unggulan dari usahanya tersebut.
Ternyata keputusannya untuk berpindah usaha ke kerajinan pasir laut sangat tepat. Banyak masyarakat yang tertarik dengan hasil karnya tersebut, sehingga dia mulai membuka kios sendiri yang diberi nama "Rumah Pasir".
Untuk kerajinan pasirnya sementara masih di pasarkan di daerah Malang, namun untuk lukisan pasirnya sudah sering di pesan oleh orang Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta.
"Untuk lukisan pasir, biasanya konsumen mengirimkan fotonya via Email dan membayar DP, baru saya kerjakan. Setelah lukisan jadi, konsumen melakukan pelunasan, baru lukisan saya kirim", jelasnya.
Untuk harga lukisan pasirnya bervariasi antara Rp.240.000-800.000,- tergantung wajah dan ukuran yang diminta. "Biasanya ukuran standart lukisan pasir yang di pesan 60x40 cm, 70x50 cm, 80x60 cm", tuturnya.
Sedangkan kerajinan pasir berupa celengan, pigura, gantungan kunci biasanya dia titipkan di toko-toko kado yang ada di Malang. Harganya mulai dari dua ribu sampai dengan empat puluh ribu Rupiah.
Saat ditemui di Rumah Pasir yang berada di Jalan Mawar No.17 Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, Gusman mengaku bahwa pasir dia dapat dari pantai yang ada di Malang selatan, karena disana pasirnya lebih halus daripada pantai di daerah lainnya. 
"Setiap setahun dua kali, saya biasanya datang ke pantai tersebut untuk mengambil dua karung pasir," ucapnya.
Namun karena ada beberapa oknum yang mengeksploitasi pasir pantai yang ada di Malang Selatan dengan menggunakan mobil pick up, akhirnya sekarang ada kebijakan yang tidak memperbolehkan siapa saja mengambil pasir pantai dari sana. 
" Terpaksa sekarang saya ganti pasirnya dengan pasir yang lebih kasar," imbuhnya.
Selain kesulitan dari bahan bakunya, tenaga kerja juga menjadi salah satu permasalahan." Karena sampai saat ini hanya saya dan teman saya yang meengerjakan ini semua," jelasnya.
Menurut lulusan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP UB) tahun 2006, dari usahanya ini dirinya bisa mendapatkan penghasilan 3 - 3,5 juta Rupiah per bulannya. 

  
 
 sumber http://www.cendananews.com/2015/07/tangan-kreatif-gusman-mampu-mengubah.html

Peluang Usaha Kerajinan Rotan sebagai Usaha Sampingan yang Menggiurkan

Jika anda seseorang yang telah memiliki pekerjaan tetap dan ingin memiliki usaha sampingan, Peluang Usaha Kerajinan Rotan adalah jawaban yang tepat dari pertanyaan anda. Meskipun pada umumnya mereka yang telah bekerja lazimnya telah memiliki penghasilan cukup untuk biaya kebutuhan hidup, tetapi seiring kemajuan jaman tidak menutup kemungkinan jika mereka yang telah bekerja termasuk anda ingin memiliki usaha sampingan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup yang semakin kompleks.
http://www.analisausaha.com/analisa-usaha-rotan/ 
Peluang Usaha Kerajinan Rotan menawarkan jenis usaha yang konsepnya cukup sederhana. Konsepnya cukup mudah karena tidak diperlukan tempat yang sangat luas untuk menjalankan usaha ini. Jenis usaha ini sebenarnya memang cocok sebagai usaha sampingan bagi mereka yang telah bekerja, tetapi tidak menutup kemungkinan memberikan kesempatan bagus bagi mereka yang bisa menjalankan bisnis ini secara penuh atau full time. Hasilnya pun tentu akan berbeda. Jadi dapat dikatakan bahwa Peluang Usaha Kerajinan Rotan ini cocok diambil oleh semua kalangan.
Anda tidak perlu repot menyewa tempat untuk dapat menjalankan bisnis anda ini. Apapun dan bagaimanapun tempat yang anda miliki, dapat anda gunakan sebagai tempat usaha anda ini. Sangan mudah bukan? Selanjutnya yang perlu anda persiapkan adalah modal. Jangan pernah berpikir modal menjadi kendala yang sangat besar bagi usaha anda. Kebanyakan orang berpikir modal adalah penghambat yang sangat mengerikan bagi usaha mereka. Padahal jika kita dapat berpikir jernih, modal dapat kita dapatkan dengan usaha kita. Entah itu meminjam kepada teman, saudara, atau bahkan keluarga. Setidaknya untuk bergelut dengan Peluang Usaha Kerajinan Rotan anda ini anda telah memiliki modal awal. Untuk modal jalan dapat anda pikirkan sembari anda menjalankan bisnis anda dan tetap menyandang gelar sebagai salah satu karyawan di suatu perusahaan.
Dalam satu hari, usahakan untuk anda dapat meluangkan waktu anda sekitar 1-3 jam saja. Sedikit banyaknya waktu yang anda fokuskan untuk usaha anda ini akan mempengaruhi hasil yang anda harapkan.
Ketika anda telah dapat menjalankan bisnis ini dengan baik, jangan lupa untuk memperbarui strategi-strategi baru pemasaran. Pemasaran yang berkualitas sangat mempengaruhi hasil yang ingin anda capai. Untuk itu manfaatkanlah apa yang ada di sekitar anda untuk dijadikan sebagai media pemasaran Peluang Usaha Kerajinan Rotan  anda tersebut.
 
 
sumber http://peluangusahakerajinanrotan.blogspot.co.id/

Inspirasi Bisnis Bambu, Beli Rp 15 Ribu Dijual Rp 1,5 Juta



  Harry Anugrah Mawardi, pendiri Amygdala Bamboo sedang memperlihatkan hasil desainnya yang telah dibuat kerajinan tangan berbahan dasar bambu di workshop di Kampung Ciloa, Desa Mekarsari, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, Kamis (12/11).

Banyak pengrajin di Jawa Barat yang mahir menciptakan berbagai bentuk anyaman dan perabot rumah tangga dari bahan baku bambu. Namun, hasil kerajinan mereka dijual dengan harga yang relatif murah. Hal ini berbeda dengan apa yang dilakukan seorang pengusaha muda, lulusan ITB tahun 2009 jurusan Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Harry Anugrah Mawardi (29 tahun).

Ia berhasil meningkatkan daya jual kerajinan bambu hingga ratusan kali lipat. Satu buah pohon bambu jenis awi tali harganya Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu. Setelah diolah dengan alat yang sederhana, satu pohon bambu bisa menjadi sepuluh buah produk hasil kerajinan tangan.
"Dari satu pohon bambu dengan harga Rp 12 ribu setelah jadi produk hasil kerajinan tangan harganya bisa sampai jutaan rupiah," kata Harry.

Contohnya, untuk membuat sepuluh buah rumah lampu ukuran kecil diperlukan bahan baku satu batang pohon bambu. Setelah jadi, satu rumah lampu dijual dengan harga Rp 150 ribu. Satu pohon bambu dengan harga kurang dari Rp 15 ribu bisa dijual dengan harga Rp 1,5 juta setelah dijadikan kerajinan tangan.

Usaha yang digeluti Harry awalnya berasal dari penelitian di kampusnya di ITB. Ia sering melakukan penelitian untuk mengembangkan desain kerajinan bambu di wilayah Jawa Barat. Tapi, penelitian tersebut tidak membuatnya puas. Sebab hasil akhir dari penelitiannya hanya sebatas menjadi paper dan prototype.

Harry menegaskan, hal yang dilakukannya seperti tidak ada dampak langsung dan nyata kepada para pengrajin bambu. Ia menjelaskan, meski hasil penelitian dapat menciptakan banyak bentuk dan desain baru. Tapi, ia menilai kalau hasil itu  tidak bisa dijual akan percuma. Itu membuktikan desain yang dibuat dari hasil penelitiannya tidak benar.

"Karenanya saya mencoba memasarkan sendiri hasil dari desain-desain baru tersebut," ujarnya.
Harry tidak sendirian mengembangkan bisnis kerajinan bambo. Pada akhir tahun 2013 Harry memulai bisnisnya bersama Utang Mamad (45 tahun), warga asli Kampung Ciloa, Desa Mekarsari, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut. Di Kecamatan Selaawi warganya sudah turun-temurun menjadi pengrajin bambu. Hasil produksinya berupa perabotan rumah tangga dan sangkar burung.
Harry mencoba membuat desain-desain baru dari bahan baku bambu yang relatif murah dan persediaannya cukup banyak. Sementara, Utang menjadi pengrajinnya. Pada awal, 2014 usahanya dinamai Amygdala Bamboo. Menurut Harry, di Indonesia baru ada tiga brand yang fokus pada kerajinan dari bahan baku bambu.

Pengalaman Dijadikan Pelajaran

Sampai saat ini, Harry dan Utang telah berhasil memasarkan produknya ke Australia, Inggris, Korea dan Malaysia. Harry menjelaskan, orang-orang Eropa gaya hidupnya mulai melangkah ke gaya hidup go green. Amygdala Bamboo mendapat pesanan dari orang Inggris untuk membuat sendok, garpu dan pisau makan dari bahan baku bambu.

"Satu set alat makan yang isinya sendok, garpu dan pisau makan dari bahan baku bambu dihargai Rp 50 ribu," kata Harry.

Untuk di dalam negeri, Harry menjual produknya di kota-kota besar, seperti di Bandung, Jakarta, Makassar, dan Bali. Kebanyakan yang dipesan adalah rumah lampu, dari yang ukurannya kecil harganya Rp 150 ribu sampai yang ukurannya besar seharga Rp 1 juta lebih. Harga produk tergantung bentuk, jenis, dan tingkat kerumitan desainnya.

Selama satu tahun lebih Amygdala Bamboo memulai bisnisnya. Harry mengaku penghasilannya sudah sangat menjanjikan. Jika dirata-rata, saat awal memulai bisnis penghasilannya per bulan Rp 5 juta. Namun, karena Harry bukan berasal dari bidang bisnis, sempat mengalami beberapa kali rugi.

Hal-hal yang membuatnya rugi adalah kurang baiknya dalam manajemen produksi. Pada suatu waktu pernah hampir setengah barang yang dipesan klien rusak (reject). Klien pun mengembalikan barangnya ke Amygdala Bamboo. Tapi setelah belajar dari pengalaman, kini manajeman produksi mulai membaik. Harry mengungkapkan, jika dirata-rata penghasilannya saat ini mencapai Rp 15 juta per bulan. Begitu pula dengan Utang sebagai pengrajin, penghasilnya hampir sama dengan Harry.

Sampai saat ini produk yang dibuat Amygdala Bamboo sangat banyak dan bervariasi. Hampir 70 persen produk yang mereka buat adalah rumah lampu. Jenisnya sangat banyak, unik, dan bervariasi.




sumber http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/15/11/13/nxqq8f382-inspirasi-bisnis-bambu-beli-rp-15-ribu-dijual-rp-15-juta-part1

Dari Bisnis Kayu Jati Wanita Ini Raup Omzet Rp 40-50 Juta/Bulan, Apa Rahasianya?





Dari Bisnis Kayu Jati Wanita Ini Raup Omzet Rp 40-50 Juta/Bulan, Apa Rahasianya?
Jakarta - Pengrajin kayu jati yang menjual souvenir dan interior rumah tangga telah banyak menjamur. Namun, yang membedakan adalah metode pembuatannya.

Pemilik Kaemara Danastri dari Blora, Vitri Devid mengatakan, produknya unggul di proses finishing produk. Dari segi proses akhir, produknya menyemprotkan cairan impra pelapis kayu agar lebih tahan lama sehingga kualitasnya terjamin.

"Kan banyak sih pengrajin harus cari produk sendiri karena pengrajin itu finishing-nya beda-beda," kata Vitri, di pameran Indocraft 2016, di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (9/12/2016).

Menurutnya, dari segi proses akhir atau finishing dapat memengaruhi harga jual produk. Perbedaan harga yang dimaksud misalnya produk ukuran besar bisa berbeda Rp 200-300 ribu sedangkan yang berukuran kecil bisa berbeda Rp 20-30 ribu per/unit.

Hal itu karena cairan impra sebagai pelapis kayu yang dapat disemprot berkali-kali lebih dari 5 kali sehingga tidak mudah rusak seperti tergores atau pun terkupas.

"Finishing impra dan di lapisi berkali-kali impra berkali-kali nggak cuma sekali, supaya dia tahan gores, kena lembab aman, bisa kena air, kan ada kayu yang suka ngeletek (mengelupas) kalau di gores kadang di tempelkan label saja ada yang terkelupas kayunya," imbuhnya.

Dari Bisnis Kayu Jati Wanita ini Raup Omzet Rp 40-50 Juta/Bulan, Ini Rahasianya

Produk kerajinan kayu jati yang dijual misalnya kotak tisu, tempat tisu, stationary, lampu meja, kaligrafi, kaca, dan lainnya. Ia memulai bisnis dengan meneruskan usaha orang tuanya, awalnya dengan modal sekitar Rp 40 juta, hal itu karena kayu yang dibeli Rp 14 juta per kubik.

"Modal berjalan sekitar Rp 40 juta juta karena kayu satu kubik itu Rp 14 juta paling dibagi-bagi bisa puluhan produk dan beberapa model item. Kita beli kayunya dari Perhutani," kata Vitri.

Dari Bisnis Kayu Jati Wanita ini Raup Omzet Rp 40-50 Juta/Bulan, Ini Rahasianya

Kini omzetnya mencapai Rp 40 juta -Rp 50 juta per bulan. Selain memasarkan produknya melalui pameran, produknya juga banyak dijual untuk suvenir pengantin, hotel, dan perkantoran.

"Sekarang omzet rata-rata 40-50 juta/bulan. Soalnya terima order dijual ritel, keliling pameran di Jakarta hingga Pontianak," imbuhnya.

Selain itu produknya pernah diekspor meskipun melalui buyer orang Indonesia yang dikirim ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura, dan Jerman.

"Ekspor sudah tapi tidak secara langsung, biasanya yang printilan seperti tempat tisu, name card, pesannya ratusan unit waktu itu nilainya sekitar Rp 38 juta dibawa ke Jerman," imbuhnya.

"Setiap hari selalu ada event pameran keliling mall kalau nggak di Jakarta atau mall Semarang," ujarnya

Dari Bisnis Kayu Jati Wanita ini Raup Omzet Rp 40-50 Juta/Bulan, Ini Rahasianya

Produknya dijual dalam range Rp 35.000 - Rp 4 juta. Saat ini karyawannya baru berjumlah 6, tetapi pengiriman produknya telah mencapai Surabaya, Semarang, Pontianak, Makasar, Batam, Kalimantan, Batam, Serang, Jakarta, dan lainnya.

Saat ini dia baru memiliki 1 tempat workshop yang bergabung dengan tempat produksi di Jl Gunandar No 8! Blora, Semarang, Jawa Tengah.






Dari Bisnis Kayu Jati Wanita ini Raup Omzet Rp 40-50 Juta/Bulan, Ini Rahasianya


sumber https://finance.detik.com/peluang-usaha/d-3367609/dari-bisnis-kayu-jati-wanita-ini-raup-omzet-rp-40-50-jutabulan-apa-rahasianya

Mengembangkan Usaha Keramik Hias dari Tanah Liat

  Saat Anda mengunjungi Bantul Yogyakarta, pastinya tidak asing lagi dengan Desa Wisata Kasongan yang dikenal sebagai sentra industri gerabah dan keramik. Beragam jenis dan ukuran keramik bisa dengan mudah didapatkan di workshop yang berjejer sepanjang jalan. Namun Kasongan bukan satu-satunya sentra usaha keramik yang ada di Kabupaten Bantul. Salah satu lokasi produksi yang sampai saat ini masih aktif menghasilkan aneka kerajinan keramik hias adalah Sujiyo Keramik yang beralamat di Dogongan Imogiri.

Membangun usaha sejak tahun 1996, Pak Sujiyo (41) yang seorang alumni jurusan grafis memiliki ide untuk mengembangkan ilmunya dengan membangun usaha keramik hias. Dengan bahan baku dari tanah liat yang didatangkan dari Godean Sleman, Pak Sujiyo rutin memproduksi beragam keramik dengan desain yang lucu dan menarik. Realita kehidupan pedesaan, religi, hewan, dan tumbuhan menjadi motif desain yang selama ini menjadi ciri khas bapak berputra dua tersebut. “Desain yang sesuai dengan realita kehidupan lebih mudah diterima masyarakat ketimbang desain abstrak yang belum tentu orang lain paham” kata Pak Sujiyo ketika ditemui tim bisnisUKM Rabu (13/4).

Proses Produksi Keramik Hias

produksi keramik hias Selama ini Pak Sujiyo dibantu 5 orang tenaga produksi yang menangani bagian cetak, penjemuran, pembakaran, pengecatan, finishing, dan packing. Sementara untuk urusan ide dan desain semuanya dihandle Pak Sujiyo sendiri. “Keunggulan produksi kami karena untuk desain dan cetakan produk kami buat sendiri dengan menggunakan bahan baku gipsum dan silikon” terang Pak Sujiyo. Pak Sujiyo mengaku jika banyak usaha sejenis yang sering menjiplak dan menduplikasi desain-desain produksinya. Sehingga, setiap ada kesempatan Pak Sujiyo selalu menciptakan desain baru agar mampu tetap bersaing dengan produk lainnya.

Untuk menghasilkan keramik-keramik hias tersebut, dibutuhkan waktu beberapa hari sampai produk tersebut bisa siap jual. “Tahap awalnya dicetak sesuai dengan desain, kemudian dilakukan penjemuran selama beberapa hari sampai benar-benar kering, setelah itu dilakukan pembakaran, dilanjutkan dengan penghalusan, pengecatan produk, finishing produk, dan terakhir pengemasan produk”jelas Pak Sujiyo di lokasi produksinya. Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama dengan biaya operasional yang tidak sedikit, namun harga jual produk keramik hias tersebut hanya berkisar Rp.800,00-Rp.2.000,00/ biji untuk ukuran kecil. Sementara untuk ukuran 27 x 37 cm harganya Rp.60.000,00/ biji.

Pemasaran Produk Sujiyo Keramik

Pak Sujiyo Diakui Pak Sujiyo, saat ini trend penjualan produk keramiknya cenderung mengalami penurunan. “Keramik itu mengalami masa jaya-jayanya antara tahun 90’an sampai tahun 2000,” imbuh Pak Sujiyo. Meskipun mengalami penurunan, Pak Sujiyo tetap rutin memproduksi beragam jenis keramik untuk disetorkan di beberapa toko souvenir yang ada di pusat wisata Malioboro. Selain itu, adanya pelanggan dari Bali yang rutin memesan 4000-5000 biji keramik per bulannya juga menjadi sumber pemasukan utama Pak Sujiyo saat ini. Dengan kondisi tersebut, Pak Sujiyo mengaku bisa memperoleh omzet 5-6 juta rupiah per bulan.

Adanya persaingan yang semakin ketat dan daya tarik masyarakat yang cenderung menurun terhadap produk kerajinan keramik membuat Pak Sujiyo berfikir bagaimana meningkatkan penjualan produknya. Dan yang baru-baru ini dilakukan adalah inovasi produk kerajinannya dengan menggunakan bahan baku semen yang dicampur kertas daur ulang. “Semen dan kertas tersebut memiliki keunggulan lebih kuat dan bisa detail dalam membuat desain produknya” terang Pak Sujiyo. Dengan menggunakan silikon sebagai bahan cetaknya, produk kerajinan yang dihasilkan tersebut memiliki keunggulan lebih mudah didesain sedemikian rupa.


kerajinan keramik Dalam sebulan Sujiyo Keramik mampu menghasilkan 5000 buah keramik ukuran kecil dan sedang, sementara untuk produk baru berbahan baku semen baru bisa diproduksi dalam jumlah ratusan. “Karena baru 2 bulan berjalan, maka untuk produk yang berbahan baku semen dan kertas belum banyak diminati masyarakat, sehingga dibutuhkan kerja keras untuk memperkenalkan produk kami tersebut” jelas Pak Sujiyo ketika ditanya mengenai perkembangan bisnisnya. Produk baru tersebut saat ini selain dipasarkan di Malioboro juga mulai diperkenalkan kepada wisatawan di Candi Prambanan dan Candi Borobudur.



sumber http://bisnisukm.com/mengembangkan-usaha-keramik-hias-dari-tanah-liat.html