Memanfaatkan limbah kaca, Surya Citra Mozzaic memproduksi berbagai macam produk
kerajinan daur ulang
yang menggunakan limbah kaca. Usaha kerajinan limbah kaca ini dirintis
oleh Suyanto (50) bersama dengan sang istri Praptina sejak 4 tahun yang
lalu.
Mulanya Suyanto adalah seorang karyawan yang bekerja di sebuah
perusahaan eksport import. Ia bekerja di perusahaan tersebut selama 17
tahun hingga akhirnya perusahaan tempat Ia bekerja mengalami kemunduran.
Disana Ia mendapatkan banyak ilmu pengetahuan serta pengalaman sehingga
setelah mengundurkan diri dari tempat kerjanya Ia memutuskan untuk
berwirausaha.
Suyanto bersama sang istri mulai merintis bisnis
kerajinan limbah kaca
tersebut pada pertengahan tahun 2010, tepatnya di Daerah Semoyan,
Bantul. “Meskipun hanya dengan pengalaman yang sebentar saja saat ikut
serta membuat produk sejenis yang dipesan oleh pembeli dari Jepang,
namun kami memperoleh inspirasi yang kuat dan makin yakin untuk
memutuskan memulai bisnis kerajinan mozzaic kaca sendiri,” ujarnya.
Hanya dengan modal yang relatif kecil, Suyanto dan istri memberanikan
diri untuk membuka usaha pembuatan kerajinan mozzaic kaca dengan brand
Surya Citra Mozzaic. Tak perlu waktu lama bagi Suyanto untuk
memperkenalkan kerajinan mozzaic tersebut. Dari yang awalnya Ia hanya
memproduksi kerajinan mozzaic dari limbah kaca, kini Suyanto beserta
istrinya mulai membuat mozzaic kayu dan juga mozzaic kulit telur.
Ditanya mengenai alasannya memilih usaha kerajinan limbah kaca ini, Suyanto mengaku selama ini pelaku
bisnis keraijinan
mozzaic ini dinilai masih cukup sedikit sedangkan pasarnya masih sangat
terbuka lebar. Meskipun produk kerajinan ini tidak dapat diproduksi
dalam waktu singkat, namun pangsa pasar untuk produk kerajinan Surya
Citra Mozzaic ini sudah menjangkau berbagai daerah seperti Yogyakarta,
Jakarta, Banten, hingga Aceh.
Usaha yang dilakukan Suyanto untuk memperluas pangsa pasarnya adalah
dengan cara sering mengikuti pameran-pameran kerajinan diantaranya Pekan
Raya Jakarta, pameran UKM di JEC, Epicentrum dan Kementerian
Perindustrian. “Pembeda produk kerajinan yang dihasilkan Surya Citra
Mozzaic dengan pengusaha lainnya bisa dilihat dari karakter produk,
motif produk dan cara pembuatannya,” ungkap pengusaha kerajinan
tersebut.
Kerajinan Limbah Kaca Semakin Beragam
Sampai saat ini jenis produk yang telah diproduksi Surya Citra
Mozzaic diantaranya cermin, figura, tempat tisu lipat, tissue box, vas
bunga, guci, kaligrafi, tempat aroma terapi, tempat sabun cair, tempat
aroma terapi dan masih banyak lagi lainnya. Jika pelanggan menginginkan
motif dan bentuk yang berbeda, mereka juga bisa membuatnya sesuai
pesanan. Namun usaha ini sepenuhnya merupakan sebuah kerajinan tangan
atau
handmade sehingga tidaklah mungkin pesanan dalam jumlah
yang sangat besar. Demikian juga dengan corak mozzaic yang dihasilkan
tentunya tidak bisa sama persis.
Produk kerajinan yang dihasilkan oleh Suyanto ini memiliki nilai seni
yang cukup tinggi. Meskipun demikian, harga jual yang dipatok untuk
setiap produknya masih relatif terjangkau. Misalnya saja tempat tisu
lipat dijual dengan harga Rp 50 ribu, cermin Rp 200-500 ribu, guci dan
vas bunga Rp 60-700 ribu, tisu box Rp 110 ribu, figura Rp 70-350 ribu,
tempat aroma terapi Rp 125 ribu, gapura pengantin dijual dengan harga Rp
6 juta hingga Rp 10 juta rupiah.
Dalam menjalankan usahanya, kendala yang dialami Suyanto adalah
kurangnya sumber daya manusia (SDM) sedangkan kapasitas produksi cukup
banyak. “Kami juga terkendala dalam mempromosikan produk serta dalam
menyusun
bisnis plan sehingga usaha kami bisa menghasilkan keuntungan yang lebih memuaskan lagi,” jelasnya.
Sejak beberapa waktu yang lalu, Suyanto sudah mulai merambah pola
pemasaran online dan juga aktif membangun jaringan komunitas. Bagi
pelanggan yang membeli produk atau memesan produk dari Sury Citra
Mozzaic secara online, mereka harus membayar uang muka sebesar 30-50%
terlebih dahulu dan sisanya dapat dibayar saat mereka mengambil barang.
Seluruh desain produk yang mereka hasilkan selama ini masih dikejakan
sendiri oleh Suyanto dan istrinya yaitu Praptina. Untuk lebih
mengenalkan produknya kepada masyarakat luas, Suyanto juga membuka
showroom di XT Square Yogyakarta tepatnya di gedung Markayam.
Bahan
baku yang digunakan untuk membuat kerajinan mozzaic tersebut antara
lain limbah kaca, triplek, kaca, gerabah, lem kaca, cat kaca, semen
putih, plitur, cat tembok, reng kayu serta ukiran dari batu sebagai
wadah untuk aroma terapi. Agar mendapatkan cita rasa seni yang tinggi
melalui hasil karyanya sendiri dan bukan mesin, maka peralatan yang
digunakan untuk membuat kerajinan ini cukup sederhana. Peralatan yang
dibutuhkan diantaranya adalah gergaji, pemotong kaca, gergaji siku, bor
listrik, sender (alat amplas), gunting dan juga cutter.
Suyanto mengaku motivasi terbesar yang mendorongnya menjalankan usaha
kerajinan mozzaic ini karena melihat banyaknya limbah dilingkungan
sekitar yang tidak terkelola dengan baik. “Limbah atau sampah yang tidak
dikelola dengan baik pastinya nanti akan menimbulkan masalah yang
sangat besar dan berdampak pula bagi kehidupan manusia. Dalam hal ini
terutama limbah kayu dan juga limbah kaca, alasan itulah yang memotivasi
saya untuk membuat kerajinan dari limbah-limbah tersebut,” jelas
Suyanto.
Kedepannya, Suyanto beserta istri berharap agar usahanya Surya Citra
Mozzaic bisa maju dan dapat membuka lapangan pekerjaan yang bermanfaat
bagi masyarakat dan keluarga. “Kami juga mengharapkan agar usaha ini
mendapatkan support dari pemerintah sehingga masyarakat akan lebih suka
menggunakan produk-produk local,” ujarnya mengakhiri pertemuan kami.
sumber http://bisnisukm.com/pemanfaatan-limbah-kaca-menjadi-produk-berharga.html