Tak banyak masyarakat Indonesia yang tahu Kepulauan Simeulue. Tsunami
dahsyat yang menerjang provinsi Aceh 2004, lantas menguak kisah
masyarakat Simeulue yang terhindar dari bencana alam tersebut yang konon
katanya, masyarakat setempat sudah terlatih cara menghadapi tsunami
berdasarkan petuah turun temurun dari nenek moyang mereka.
Kepulauan Simelue yang dikenal sebagai penghasil lobster kualitas ekspor
ini bisa dicapai dengan menumpang kapal feri dari Meulaboh, Kabupaten
Aceh Barat.
Potensi alam dan wisata di kepulauan ini sendiri tak
kalah dengan Pulau Weh, Sabang, Aceh yang sudah kesohor. Itu sebabnya,
wisatawan lokal dan mancanegara pun banyak pula yang berkunjung ke
Simelue. Ummi Kulsum, gadis kelahiran Simeulue yang menjadi finalis Wira
Usaha Muda Mandiri Tingkat wilayah I Sumut-Aceh untuk kategori bidang
kreatifitas ini rupanya cukup jeli membaca peluang usaha dari ramainya
kunjungan wisatawan ke daerahnya.
Berbekal hobi membuat aneka
kerajinan tangan, di tangan gadis cantik ini pasir yang terhampar di
sepanjang pantai Simeulue menjadi souvenir unik khas Simeuleu yang
banyak diminati wisatawan lokal maupun mancanegara.
Bahkan produk
kerajinannya sudah dikirim ke berbagai kota di tanah air. Kaleng dan
kardus bekas, patahan ranting bahkan daun kering pun bisa jadi barang
bernilai ekonomis di tangan alumnus Fakultas Hukum Universitas Syiah
Kuala ini.
Kondisi geografis Kepulauan Simeulue yang cukup
terpencil tak membuat kreatifitas Ummi terhambat. Bayangkan saja, untuk
mencapai pulau ini dulu harus mengarungi samudera selama 7-8 jam dari
daratan Aceh ke Sinabang maupun sebaliknya. Syukur saja baru-baru ini,
seperti dilansir dari situs berita Serambi Indonesia, terhitung 26 Maret
2016 lalu waktu tempuh ke kepulauan Simeulue bisa 3,5 jam dengan mulai
beroperasinya layanan kapal cepat.
Sebagai alumnus perguruan
tinggi, Ummi awalnya masih dihinggapi penyakit gengsi. Gengsi mengumpul
dan memilah-milah barang-barang bekas. Apalagi kedua orangtuanya yang
cara berpikirnya masih kental dengan kultur orang Indonesia kebanyakan
yaitu menganggap Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah jenjang karir paling
keren dan terbaik bagi anak-anaknya. Namun Ummi pun membuktikan bahwa
dengan kesungguhan menekuni bisnis kerajinan sejak 2012 lalu ia pun bisa
menghasilkan rupiah. Bermodal Rp 3 juta saat memulai usaha, kini omzet
Ummi bisa mencapai Rp 10 juta sampai Rp 17 juta per bulan. Omzet itu
bisa naik dua kali lipat saat menjelang Lebaran maupun saat mengikuti
pameran.
Meski omzetnya belum terlalu besar, Ummi Kalsum
menyimpan mimpi besar. Ummi menargetkan pasarnya bisa semakin luas dan
bisa buka toko galeri di daerah lain.
Fokus di usaha ini jadi
langkahnya untuk bisa sukses, bahkan ia berencana lebih memanfaatkan
bahan pasir untuk dibuat beragam kerajinan lain seperti menerapkan
ukiran pasir di produksi mebel. Ia optimis dengan ketekunan dan kemauan
untuk selalu mengasah ide kreatif akan membuat usahanya makin berkibar
ke depannya.
sumber http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2016/05/15/233907/kerajinan-pasir-berbuah-rupiah/#.WTa7Y9yZHDc
06/06/17
Kerajinan Pasir Berbuah Rupiah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write komentar