06/06/17

Kerajinan Pasir Berbuah Rupiah

 
Tak banyak masyarakat Indonesia yang tahu Kepulauan Simeulue. Tsunami dahsyat yang menerjang provinsi Aceh 2004, lantas menguak kisah masyarakat Simeulue yang terhindar dari bencana alam tersebut yang konon katanya, masyarakat setempat sudah terlatih cara menghadapi tsunami berdasarkan petuah turun temurun dari nenek moyang mereka. Kepulauan Simelue yang dikenal sebagai penghasil lobster kualitas ekspor ini bisa dicapai dengan menumpang kapal feri dari Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.

Potensi alam dan wisata di kepulauan ini sendiri tak kalah dengan Pulau Weh, Sabang, Aceh yang sudah kesohor. Itu sebabnya, wisatawan lokal dan mancanegara pun banyak pula yang berkunjung ke Simelue. Ummi Kulsum, gadis kelahiran Simeulue yang menjadi finalis Wira Usaha Muda Mandiri Tingkat wilayah I Sumut-Aceh untuk kategori bidang kreatifitas ini rupanya cukup jeli membaca peluang usaha dari ramainya kunjungan wisatawan ke daerahnya.

Berbekal hobi membuat aneka kerajinan tangan, di tangan gadis cantik ini pasir yang terhampar di sepanjang pantai Simeulue menjadi souvenir unik khas Simeuleu yang banyak diminati wisatawan lokal maupun mancanegara.

Bahkan produk kerajinannya sudah dikirim ke berbagai kota di tanah air. Kaleng dan kardus bekas, patahan ranting bahkan daun kering pun bisa jadi barang bernilai ekonomis di tangan alumnus Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala ini.

Kondisi geografis Kepulauan Simeulue yang cukup terpencil tak membuat kreatifitas Ummi terhambat. Bayangkan saja, untuk mencapai pulau ini dulu harus mengarungi samudera selama 7-8 jam dari daratan Aceh ke Sinabang maupun sebaliknya. Syukur saja baru-baru ini, seperti dilansir dari situs berita Serambi Indonesia, terhitung 26 Maret 2016 lalu waktu tempuh ke kepulauan Simeulue bisa 3,5 jam dengan mulai beroperasinya layanan kapal cepat.

Sebagai alumnus perguruan tinggi, Ummi awalnya masih dihinggapi penyakit gengsi. Gengsi mengumpul dan memilah-milah barang-barang bekas. Apalagi kedua orangtuanya yang cara berpikirnya masih kental dengan kultur orang Indonesia kebanyakan yaitu menganggap Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah jenjang karir paling keren dan terbaik bagi anak-anaknya. Namun Ummi pun membuktikan bahwa dengan kesungguhan menekuni bisnis kerajinan sejak 2012 lalu ia pun bisa menghasilkan rupiah. Bermodal Rp 3 juta saat memulai usaha, kini omzet Ummi bisa mencapai Rp 10 juta sampai Rp 17 juta per bulan. Omzet itu bisa naik dua kali lipat saat menjelang Lebaran maupun saat mengikuti pameran.

Meski omzetnya belum terlalu besar, Ummi Kalsum menyimpan mimpi besar. Ummi menargetkan pasarnya bisa semakin luas dan bisa buka toko galeri di daerah lain.

Fokus di usaha ini jadi langkahnya untuk bisa sukses, bahkan ia berencana lebih memanfaatkan bahan pasir untuk dibuat beragam kerajinan lain seperti menerapkan ukiran pasir di produksi mebel. Ia optimis dengan ketekunan dan kemauan untuk selalu mengasah ide kreatif akan membuat usahanya makin berkibar ke depannya.


sumber http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2016/05/15/233907/kerajinan-pasir-berbuah-rupiah/#.WTa7Y9yZHDc

Tidak ada komentar:
Write komentar