Saat mengunjungi suatu pantai, selain
dapat menikmati pemandangan pantai yang indah, kita juga akan disuguhi
pemandangan putihnya hamparan pasir. Namun tidak banyak yang tahu, jika
dari pasir pantai tersebut dapat menghasilkan sebuah karya seni yang
unik dan tentunya menghasilkan Rupiah yang cukup lumayan.
Di tangan kreatif Gusman Adi Putranto (33) pasir- pasir pantai tersebut
diubah menjadi sebuah karya lukisan yang indah dan juga kerajinan pasir.
Pada tahun 2005 Gusman memulai usaha kerajinan dengan membuat lukisan
pasir dalam kaca.
Namun minimnya peminat terhadap lukisan pasir dalam kacanya karena
harganya yang cukup mahal berkisar satu sampai tiga juta Rupiah.
Akhirnya Gusman beralih ke kerajinan handicraf pasir agar perputaran
uang cepat seperti celengan, jam dinding, pigura, gantungan kunci dan
lukisan pasir biasa serta lukisan pasir dalam botol yang menjadi produk
unggulan dari usahanya tersebut.
Ternyata keputusannya untuk berpindah usaha ke kerajinan pasir laut
sangat tepat. Banyak masyarakat yang tertarik dengan hasil karnya
tersebut, sehingga dia mulai membuka kios sendiri yang diberi nama
"Rumah Pasir".
Untuk kerajinan pasirnya sementara masih di pasarkan di daerah Malang,
namun untuk lukisan pasirnya sudah sering di pesan oleh orang Jakarta,
Surabaya dan Yogyakarta.
"Untuk lukisan pasir, biasanya konsumen mengirimkan fotonya via Email
dan membayar DP, baru saya kerjakan. Setelah lukisan jadi, konsumen
melakukan pelunasan, baru lukisan saya kirim", jelasnya.
Untuk harga lukisan pasirnya bervariasi antara Rp.240.000-800.000,-
tergantung wajah dan ukuran yang diminta. "Biasanya ukuran standart
lukisan pasir yang di pesan 60x40 cm, 70x50 cm, 80x60 cm", tuturnya.
Sedangkan kerajinan pasir berupa celengan, pigura, gantungan kunci
biasanya dia titipkan di toko-toko kado yang ada di Malang. Harganya
mulai dari dua ribu sampai dengan empat puluh ribu Rupiah.
Saat ditemui di Rumah Pasir yang berada di Jalan Mawar No.17 Kecamatan
Lowokwaru Kota Malang, Gusman mengaku bahwa pasir dia dapat dari pantai
yang ada di Malang selatan, karena disana pasirnya lebih halus daripada
pantai di daerah lainnya.
"Setiap setahun dua kali, saya biasanya datang ke pantai tersebut untuk mengambil dua karung pasir," ucapnya.
Namun karena ada beberapa oknum yang mengeksploitasi pasir pantai yang
ada di Malang Selatan dengan menggunakan mobil pick up, akhirnya
sekarang ada kebijakan yang tidak memperbolehkan siapa saja mengambil
pasir pantai dari sana.
" Terpaksa sekarang saya ganti pasirnya dengan pasir yang lebih kasar," imbuhnya.
Selain kesulitan dari bahan bakunya, tenaga kerja juga menjadi salah
satu permasalahan." Karena sampai saat ini hanya saya dan teman saya
yang meengerjakan ini semua," jelasnya.
Menurut lulusan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP UB) tahun 2006, dari
usahanya ini dirinya bisa mendapatkan penghasilan 3 - 3,5 juta Rupiah
per bulannya.
sumber http://www.cendananews.com/2015/07/tangan-kreatif-gusman-mampu-mengubah.html
Tidak ada komentar:
Write komentar